Banzai! Jika pilot Jepang pada Perang Dunia II menjalankan sebuah misi bunuh diri, mengapa mereka repot-repot memakai helm?
Ada sedikit kesalahpahaman tentang bagaimana pilot pesawat tempur Jepang berperang dalam Perang Dunia II. Banyak orang percaya jika semua pilot Jepang melompat ke dalam pesawat yang penuh bahan bakar dan bahan peledak untuk ditabrakkan ke target Sekutu seperti pada peristiwa 9/11.
Jepang memang memiliki sejumlah kecil kelompok khusus yang terdiri dari penerbang berani mati [kamikaze (kamikaze dalam bahasa Jepang berarti taqwa)].
Ketika pesawat tempur Jepang rusak, kehabisan amunisi atau tidak mampu melawan karena beberapa alasan selama pertarungan, pilot sering mencoba untuk membuat kerusakan dalam satu serangan terakhir dengan cara menabrakkan pesawat mereka pada target. Kadang-kadang, hal ini juga dianggap sebagai serangan kamikaze yang tidak benar. Kamikaze mengacu pada misi yang direncanakan secara khusus. Bahkan, beberapa pilot Sekutu juga akan menggunakan pesawat mereka untuk mencoba menimbulkan kerusakan dalam tabrakan bunuh diri jika tidak ada pilihan lain yang bisa mereka lakukan.
Jadi, mengapa pilot kamikaze memakai helm?
Pesawat tempur yang digunakan dalam Perang Dunia II sebagian besar memiliki kokpit terbuka. Dalam hal ini penutup kepala dan helm berfungsi untuk melindungi pilot dari hujan dan angin. Memang, ada pula pesawat tempur dengan kokpit tertutup, tapi seringkali pesawat lepas landas dan mendarat dengan kokpit terbuka karena diyakini akan lebih mudah untuk melarikan diri jika sesuatu terjadi. Saat itu, pendaratan dan lepas landas masih menjadi bagian paling berbahaya dalam penerbangan.
Para pilot juga memakai helm karena mereka memakai radio earphone yang diperlukan dalam kemiliteran. Dengan demikian, helm bagi pilot kamikaze berfungsi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan. Bukan untuk bertahan.
Komentar kamu sangat berharga bagi kami