Senin, 29 Agustus 2011

Ternyata Pasukan NAZI Pernah Datang Di Indonesia

Perang dunia II merupakan perang terdasyat sepanjang sejarah manusia, baik dalam segi jumlah korban maupun luas medan pertempuran. Ratusan juta nyawa manusia melayang. Tak seperti perang dunia I yang hanya meliputi medan Eropa saja, Perang dunia II merupakan Perang dunia yang sesungguhnya karena melibatkan hampir semua benua, mulai dari Eropa, Afrika bahkan Asia. Front Eropa dikuasai oleh Jerman dan Italia, Afrika dikuasai oleh Inggris dan Asia dikuasai oleh Jepang. Kini setelah puluhan tahun berlalu, perang dunia II masih menyisakan banyak misteri yang belum terpecahkan. Salah satunya adalah fakta kedatangan Nazi di Indonesia.


1940, Nazi Menaklukkan Eropa

Pagi-pagi buta tanggal 1 September 1939, Komando Tertinggi Jerman Mengeluarkan perintah harian yang berbunyi:
“Saat penuh cobaan telah tiba. Tatkala semua upaya lain telah habis, maka senjatalah yang harus memutuskan. Kami memasuki pertempuran ini dengan menyadari bahwa keadilanlah yang menuntun kami. Kami percaya akan Fuhrer, pemimpn kami. Maju bersama Tuhan, demi Jerman.”
Tidak ada suatu pernyataan resmi yang dikeluarkan, baik yang ditujukan untuk rakyat Jerman maupun dunia. Pengumuman pecahnya perang terdasyat dalam sejarah umat manusia ini adalah dari dentuman-dentuman meriam kapal perang Jerman Schleswig Holstein. 1,8 juta orang prajurit Jerman menyerbu Polandia dan mengawali pecahnya perang dunia II yang menghilangkan ratusan juta nyawa manusia. Menariknya, dari perang inilah terjadi perubahan peta perpolitikan militer secara drastis. Singkatnya PD II (1939-1945) membawa banyak perubahan dalam perangkat serta taktik militer.

Adalah Jerman yang melontarkan taktik perang serta persenjataan modern, seperti taktik Blizkrieg yang mampu menggulung raksasa Perancis dalam waktu singkat, serta London yang dibuat hancur dengan roket V-1 dan V-2 dan Luhtwaffe (Angkatan Udara Jerman) yang menjadi pengguna pertama pesawat bermesin jet. Karena itu walaupun Jerman keluar sebagai negara yang kalah dalam pertempuran ini namun Jermanlah yang justru merubah pola pikir perang kolosal menjadi perang modern.

Tahun 1939-1940 merupakan tahun kejayan bagi Jerman Nazi. Polandia dapat digulung Hitler kurang dari 3 minggu tepatnya 17 hari. Kemudian Perancis dapat ditaklukkan hanya melalui pertempuran selama lima hari. Lalu berturut-turut negara-negara Eropa berlutut di bawah Jerman, begitu pula dengan Belanda yang dikalahkan tahun 1940.


EKSPANSI JERMAN KE BELANDA

Kancah pertempuran Eropa rupanya berimbas juga pada keadaan di Hindia-Belanda. Bersamaan dengan ekspansi Jerman ke Belanda bulan Mei 1940, Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia menahan sebanyak 2.436 orang Jerman. Banyak diantara mereka merupakan pegawai kolonial, ahli budaya, insinyur, dokter, ahli minyak bumi dan juga diplomat bahkan seniman terkenal Walter Spies yang merupakan pendiri sekolah lukis di Bali juga ditangkap. Kemudian orang-orang Jerman ini dimasukkan dalam kamp pengasingan di Sumatra Utara . Proses penangkapan ini berlangsung hingga penghujung tahun 1941.

JEPANG MENDARAT DI INDONESIA
14 Desember 1941 pasukan Jepang mendarat di Borneo (Kalimantan). Pemerintah kolonial Belanda yang saat itu sudah dalam keadaan genting, melihat bahayanya jika para tahanan ini jatuh ke tangan Jepang karena Jepang telah bersekutu dengan Jerman. Maka Pemerintah Kolonial memutuskan untuk membawa para tahanan Jerman tersebut ke India yang merupakan koloni Inggris dengan maksud menyerahkan tawanan tersebut ke tangan Inggris.

Pada tanggal 18 Januari 1942 berangkatlah tiga kapal berbobot 3000 ton yang membawa tawanan. Kapal terakhir yang berangkat adalah Kapal van Imhoff dari Sibolga, Sumatra. Celaknya kapal tersebut tidak menggunakan tanda palang merah. Sehingga keesokan harinya tanggal 19 Januari 1942 van Imhoff mendapat serangan dari 2 pesawat pemburu milik Jepang. Dalam keadan panik, pasukan Belanda yang ditugaskan menjaga tawanan melarikan diri dengan perahu kargo yang ditarik dengan perahu motor penarik.

Sebelumnya pasukan belanda tersebut telah merusak perahu sekoci, pompa air serta alat komunikasi. Beruntung masih ada satu sekoci yang belum dirusak atau tidak sempat dirusak, maka tawanan Jerman tersebut menaiki perahu kecil itu. Dari 477 tawanan 411 meninggal dan yang berhasil selamat sebanyak 64 orang dapat selamat dan mencapai Nias sedangkan 2 orang lainnya meninggal sesaat ketika mencapai Nias.
Tahun 1942 adalah tahun yang menentukan baik di medan perang Eropa ataupun Pasifik.

1942, NAZI MULAI TERPURUK ...

Walaupun Jepang pada 8 Maret 1942 dapat mengalahkan Belanda di Indonesia namun pada setelah pertempuran di Midway (Juni 1942) dan kemudian di kepulauan Solomon (November 1942) yang mengakibatkan pengosongan Pulau Guadalcanal beberapa waktu kemudian, pamor Jepang di kancah Pasifik mulai merosot. Begitu pula dengan Jerman, operasi Barbarossa yang dilancarkan Hitler berbuah kehancuran bahkan dalam bulan November 1942 pasukan Rusia yang dipimpin oleh Marsekal Zukov mengurung Jerman di Stalingrad dan pada bulan November itu pula Rommel dikalahkan oleh Montgomery di front Afrika. Puncak kemalangan Jerman terjadi pada bulan Agustus 1943 dimana satu-satunya kilang minyak Jerman di Ploesti, Rumania di bom habis-habisan oleh tentara udara Sekutu. Walaupun Ploesti tetap berdiri namun hampir 50% kilang tersebut mengalami kerusakan.

AWAK U-BOAT TIBA DI PUNCAK BOGOR
U-BOAT beserta kru

Pada bulan Mei 1943 Kriegsmarine mengadakan persetujuan dengan Jepang. Inti persetujuan tersebut adalah untuk mengimport senjata perang yang ditukar dengan bahan baku seperti karet, minyak, timah, molybdan, wolfram dll. Kemudian di Jakarta Mayor Angkatan Laut Jerman, Dr. Herman Kandeler (yang juga merupakan wakil anggota diplomatik) meminta pada Jepang villa dan Perkebunan Helfferichs di Cikopo, Bogor diberikan kembali kepada Jerman.

Skema U-Boat NAZI
Maksudnya villa dan perkebunan ini untuk dijadikan tempat beristirahat awak U-boat yang telah mengalami pelayaran di bawah laut selama berbulan-bulan. Kemudian perkebunan ini diserahkan kepada Alber Vehring. Vehringlah yang menyediakan segala makanan selama awak U-boat tersebut berada di perkebunan. Dalam catatan hariannya Peter Marl (merupakan salah satu awak U-boat) mengatakan:
Makam Awak U-boat
“Mereka bisa menikmati tempat itu, surga tropis dan bisa melupakan sejenak untuk waktu yang singkat kejamnya perang dan bahayanya pelayaran laut”.
Tercatat selama periode 1943-1944, sebanyak 42 kapal selam telah dikirim ke Indonesia. Bahkan U-180 telah dua kali dikirim. Namun hanya sedikit sekali yang dapat kembali dengan selamat ke Perancis mengingat tahun-tahun tersebut laut telah dikuasai oleh Sekutu.

Hotel Kapsul dari Jepang, Mirip Peti Mati

Hotel kapsul ini adalah bentuk unik dari akomodasi yang dikembangkan untuk laki-laki Jepang yang terlalu sibuk untuk pulang. Hotel-hotel terdiri dari blok-blok individual kecil, tempat tinggal berukuran peti mati dengan ruang yang cukup untuk tidur. FAsilitas dalam kapsul termasuk TV, koneksi internet nirkabel, cermin dan jam alarm. Kapsul ditumpuk berdampingan di baris normal dengan satu unit di atas yang lain, dengan tangga akses ke kamar tingkat kedua. Kapsul yang disegel dengan pintu atau fasilitas tirai dan kamar mandi biasanya bersama. Kunci loker biasanya disediakan untuk setiap tamu untuk menjaga keamanan barang yang ditaruh di loker di luar kapsul.

Biaya sewa inap hotel kapsul ini adalah 2.500-4.000 Yen per malam (sekitar Rp.250.000 - Rp. 450.000). Hotel ini relatif murah buat orang Jepang, saat mereka kemaleman di jalan dan tidak ada lagi kereta untuk pulang, atau saat mereka habis minum-minum hingga larut malam..Hotel Kapsul juga populer di kalangan wisatawan dengan anggaran terbatas, saat resesi berlanjut di Jepang pada awal 2010, tamu hotel kapsul kian meningkat. bahkan tidak sedikit yang menyewa dengan hitungan per-bulan.









Senjata Brutal NAZI Pada Perang Dunia II : COKELAT !!

ternyata Cokelat ikut ambil bagian pada Perang Dunia II ,Milton Hershey adalah produsen cokelat kenamaan di Amerika Serikat kala itu gan ikut menyuplai perbekalan pasukan amerika selama bertempur di front barat Eropa. Tiap prajurit dibekali cokelat Hershey batangan beserta segala kebaikannya. Cukup untuk menambah stamina dan juga membina persahabatan yang erat dengan anak-anak penduduk lokal.

ternyata Jerman pun tidak mau kalah gan Mereka juga memanfaatkan cokelat selama berperang. Namun, tidak untuk diberikan pada prajurit mereka sendiri, melainkan untuk dikirimkan kepada pihak musuh, dalam kemasan yg menarik.
Mungkin anda akan mengira cokelat tersebut telah dicampur dengan racun arsenik, atau sianida, atau apapun lah itu, agar pihak musuh yg memakannya dapat tewas seketika Sayangnya tidak sesederhana itu gan. Rencana yg ada di otak Nazi bahkan jauh lebih freaking-maniacal dari itu. Sama seperti saat seseorang bermain Mortal Kombat rasanya kurang ‘gress’ jika hanya membunuh musuh. Harus ada fatality atau brutality baru kekalahan musuh bisa dirasa sempurna Begitulah kira-kira, para Nazi melengkapi cokelat tersebut dengan granat yang tersembunyi di dalamnya.

Dalam hitungan 7 detik, cokelat tersebut dapat menjadi hadiah kematian yang ‘manis pahit’ bagi siapa pun yang memakannya, dan siapa pun yang berada di sekelilingnya.

Nazi mengembangkan bom cokelat ini untuk menciptakan teror di kawasan musuh. Bom ini terbuat dari besi yg di dalamnya terdapat sepotong kanvas, dan dilapisi oleh cokelat yg terlihat hangat menggoda Ketika seseorang yg tidak tahu apa-apa memotong ujung cokelat ini, kanvas yang ada di dalamnya akan tertarik, dan 7 detik kemudian serpihan otak besar, otak kecil, jari tangan, mata, hidung, medulla oblongata, dll akan berserakan di sekitar TKP.

Agen sabotase jerman membuat cokelat ini untuk menyerang Inggris. Mereka berusaha menyelundupkannya melalui Irlandia. Sesampainya di Republik Irlandia, mereka bermaksud mengajak masyarakat Eire untuk bersama-sama menyerang Inggris. Namun, nampaknya mereka salah membaca situasi. Ketika mereka minta dipertemukan dengan anggota IRA (Irish Republican Army), bukannya disambut hangat, mereka malah digelandang ke kantor polisi dan dipenjara. Rencana Nazi untuk membanjiri Inggris dengan cokelat-cokelat fatal ini pun berakhir dengan kegagalan.


Cokelat dan bom-bom lainnya (ada dalam bentuk plum kalengan, kacang kalengan, kayu, potongan batubara, sabun, baterai, kuas cukur, permen pelega tenggorokan, name it) rencananya hendak diselundupkan ke Istana Buckingham untuk mengganggu makan malam para bangsawan. Namun, rencana brutal tersebut kini hanya menjadi bahan tertawaan bagi anggota MI5.

sumber

[Foto] Beginilah Aksi Para Pemberontak Didalam Rumah Mewah Muammar Khadafy

Beginilah kondisi rumah Muammar Khadafy saat para pemberontak menjarah dan memasuki rumahnya yang mewah. Selama ini warga Libya tak pernah mengetahui seperti apa persisnya kondisi di dalam kediaman pemimpinnya selama 4 dekade ini. Kini, seminggu setelah penjaga kediaman Khadafi melarikan diri, warga pun menyambangi ‘istana’ tersebut.

sumber

Kisah Sedih Gadis Algojo Cantik Khadafi yang Tertangkap

Nisreen Mansour al Forgani, tengah, bersama teman sesama anggota milisi perempuannya
Seorang gadis algojo Khadafy, Nisreen (19 tahun), mengaku telah membantai 11 orang pemberontak. Sekarang ia diborgol di tempat tidur rumah sakit, menunggu keadilan.
MATANYA coklat besar dan bibir laksana kuncup wawar. Wajahnya dibingkai kerudung merah jambu. Namun kaki memarnya dipasangi borgol yang kemudian diikatkan ke kaki tempat tidur. Dia adalah Nisreen Mansour al Forgani, gadis cantik berusia 19 tahun, seorang pembunuh serial dari rejim Kolonel Moammar Khadafy.

Daily Mail, Minggu (28/8/2011), melaporkan, di sebuah kamar yang dijaga ketat di rumah sakit militer Matiga, Tripoli, Nisreen mengaku kepada media Inggris itu sehari sebelumnya bahwa ia telah mengeksekusi 11 orang tahanan yang dicurigai sebagai pemberontak pada hari-hari menjelang jatuhnya ibukota Libya itu pekan lalu. Mereka ditembak dari jarak dekat. Saya membunuh yang pertama, lalu mereka akan membawa yang berikutnya ke ruangan itu," kata Nisreen. "Dia (korban) akan melihat mayat di lantai dan tampak terkejut. Lalu saya akan menembaknya juga. Saya melakukannya dari jarak sekitar semeter."

Nisreen Mansour al Forgani, gadis algojo Khadafy, sedang dirawat disebuah rumah sakit yang dijaga ketat tentara pemberontak Libya
Ia hanya salah satu dari ribuan remaja perempuan dan perempuan muda yang direkrut milisi khusus perempuan Khadafy. Kini ia menjadi tawanan pemberontak dan takut hidupnya akan segera tamat. Menurut Daily Mail, terlepas dari pembunuhan yang telah dilakukannya, mustahil untuk tidak merasa kasihan padanya. Nisreen menyatakan -dan para dokternya, bahkan sejumlah tentara pemberontak percaya padanya- bahwa ia harus menembak di bawah tekanan besar. Dia juga mengaku telah mengalami pelecehan seksual oleh tokoh-tokoh militer senior, salah satunya komandan brigade elite Tripoli yang bertugas melindungi Khadafy. "Saya telah katakan kepada mereka (para pemberontak) apa yang saya lakukan," ungkapnya. "Mereka marah. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya sekarang."

Bagaimana bisa perempuan muda itu, yang dulu tinggal bersama ibunya di Tripoli dan menikmati musik dansa, menjadi sedemikian berlumuran darah tanganya?

Nisreen mengatakan, keluarganya bukan pendukung rejim Khadafy, meskipun sulit untuk memverifikasi hal itu pasca-pembebasan Tripoli. Orangtuanya berpisah ketika ia masih kecil. Nisreen tidak menyukai istri baru ayahnya. Ia memilih tinggal bersama ibunya. Salah seorang teman ibunya, seorang perempuan bernama Fatma al Dreby, merupakan pemimpin cabang milisi perempuan Pengawal Rakyat Khadafy. Tampaknya, hubungan dengan Fatma itu merupakan faktor yang menentukan.

Tahun lalu, Nisreen meninggalkan kuliahnya dengan maksud bisa merawat ibunya yang menderita kanker. Yang kemudian terjadi, Fatma merekrut dia sebagai Garda Rakyat. Keluarganya protes, tetapi Fatma tidak goyah. Nisreen yang masih muda dan cantik merupakan tipe yang mereka inginkan. "Ada sekitar 1.000 perempuan dari seluruh Libya," kenang Nisreen tentang kamp pelatihan mereka di Tripoli. "Saya di sana bersama seorang gadis bernama Faten, yang saya kenal di perguruan tinggi."

Para peserta dilatih cara menggunakan senjata, dan Nisreen dilatih sebagai penembak jitu. Pada awal pecahnya protes rakyat pada Februari lalu, dua gadis itu ditempatkan milisi di sebuah rumah mobil di dekat bandara Tripoli. Tugas utama mereka termasuk menjaga pos-pos pemeriksaan di sekitar kota. Unit mereka bermarkas di Brigade 77, bersebelahan dengan kompleks perumahan Khadafy di Bab Al-Azizya. Namun Nisreen mengatakan, dia hanya sekali melihat diktator itu, ketika konvoi Khadafy melintasi pos jaganya.

Fatma pendukung fanatik rejim Khadafy, kata Nisreen. "Dia mengatakan kepada saya, jika ibu saya mengatakan sesuatu yang melawan Khadafy, saya harus segera membunuhnya. Jika saya mengatakan sesuatu tentang pemimpin (Khadafy) yang ia tidak suka, saya akan dipukul dan dikunci di kamarku. Dia juga mengatakan kepada kami, jika pemberontak datang, mereka akan memperkosa kami."

Itu hanya sepenggal aksi manipulasi seorang pemimpin milisi yang tak tahu malu, yang menurut Nisreen, merupakan germo yang menyediakan perempuan milisi bagi kepuasan seksual seorang rekan seniornya, seorang laki-laki. "Fatma punya kantor di markas Brigade 77. Ada sebuah kamar yang dilengkapi tempat tidur di kantor itu. Suatu hari, dia (Fatma) memanggil saya dan menempatkan saya di ruangan itu sendirian. Mansour Dau, komandan Brigade 77, kemudian masuk dan menutup pintu." Di situ Dau memerkosa Nisreen.

"Setelah itu selesai, Fatma mengatakan kepada saya untuk tidak memberitahu siapa pun, bahkan tidak juga orang tua saya," kata Nisreen. "Setiap kali Mansour datang ke markas, dia disediakan gadis yang lain oleh Fatma. Sebagai imbalan, Fatma diberikan hadiah."

Nisreen mengatakan, dirinya kemudian diperkosa putra Mansour, Ibrahim, yang juga seorang perwira brigade, serta kerabat lain komandan militer itu, yang disebut bernama Noury Saad. Menurut Nisreen, hal secama itu terjadi pada banyak gadis yang dia kenal di milisi itu. Ketika rejim Khadafy mulai ambruk, pelanggaran justru meningkat. Tragisnya, temannya, Faten, tewas dalam situasi aneh dan brutal ketika pemberontak mendekati Tripoli bulan lalu. Ketika itu, kedua gadis itu berada di sebuah pos pemeriksaan dekat kompleks Bab Al-Azizya saat putra Khadafy, Saif Al-Islam, tiba dengan rombongan. "Saif mengenakan rompi antipeluru, helm dan kacamata penerbang," kenang Nisreen. "Faten hendak melihat lebih dekat, dan pengawal Saif menembak di kepala. Hanya karena ia terlalu dekat."

***
ADA pepatah di Libya, "Penggal leherku tapi jangan biarkan seorang gadis menembak punggungku." Orang menduga, pengerahan Nisreen sebagai algojo bagi para 'pengkhianat' dimaksudkan sebagai penghinaan terakhir bagi terhukum.

Nisreen menjelaskan, ia dibawa ke sebuah bangunan di distrik Bosleem, Tripoli. Ia lalu dimasukkan ke dalam sebuah ruangan dan dipersenjata senapan AK 47. Di sana, seorang tentara perempuan kulit hitam dalam seragam biru menjaga dan mencegah dia melarikan diri. "Para tahanan pemberontak diikat dan ditaruh di bawah sebuah pohon," katanya. "Lalu satu per satu mereka dibawa ke ruangan itu. Di situ ada juga tiga relawan Khadafy bersenjata. Mereka bilang pada saya, jika saya tidak bunuh para tahanan, mereka akan bunuh saya."

Dia mulai menangis. "Beberapa dari para tahanan tampaknya telah dipukuli. Yang lain dipukul di depan saya di dalam ruangan itu. Mereka tidak berbicara. Saya tidak ingat wajah mereka, kebanyakan usianya kira-kira seusia saya."

Dia menyeka matanya, lalu menatap luka di sikunya. "Saya coba untuk tidak membunuh mereka. Saya berbalik dan menembak tanpa melihat. Tapi kalau saya ragu-ragu, salah satu dari tentara itu akan menaikkan senjatanya dan mengarahkannya ke saya. "Saya membunuh sepuluh, mungkin 11, selama tiga hari," katanya. "Saya tidak tahu apa yang mereka telah lakukan." Nisreen meratap, "Saya tidak pernah menyakiti siapa pun sebelum pemberontakan dimulai. Dulu saya punya kehidupan normal."

Gadis itu akhirnya lolos dengan melompat dari jendela kamar lantai dua di mana dia melaksanakan pembunuhan tersebut. Meski cedera dalam proses melompat itu dan kemudian ditabrak sebuah truk pick-up, ia berhasil keluar dari kompleks tersebut. "Saya ditemukan sejumlah orang anti-Khadafy yang kemudian membawa saya ke sebuah masjid dimana saya diberi air," katanya. "Lalu saya dibawa ke sini."

Dua tentara berjaga-jaga di luar pintu kamar tempat dia dirawat. "Kami di sini untuk melindunginya serta untuk mencegah dia melarikan diri," kata salah seorang penjaga itu.

Seorang perempuan yang mengenakan jas putih, mungkin dokter, memasuki ruangan. Dia mulai berbicara serius dengan Nisreen, yang langsung menangis. Perempuan itu seorang relawan medis yang datang untuk menceramahi 'gadis penembak jitu itu'. "Bagaimana mungkin hati nurani Anda membiarkan Anda membunuh orang-orang itu, hanya untuk Khadafy?" seru dia.

Perempuan itu meninggalkan ruangan dan seorang tentara pemberontak masuk. Usianya tidak lebih tua dari Nisreen. Senapan tersandang di bahunya. Tentara muda itu bersandar di ujung ranjang dan mengobrol dengan gadis itu. "Apakah kamu berdoa?" tanyanya. "Dulu," kata Nisreem. "Pada waktu kapan kamu membunuh mereka?" "Pada pagi hari." Air mata Nisreen mulai mengalir lagi. Tentara itu berbalik kepada wartawan Daily Mail dan bertanya, "Jika seorang gadis membunuh 11 orang di negara anda, apa yang akan anda lakukan?"

Wartawan Daily Mail bertanya, apakah ada keluarganya yang tahu dia dirawat di rumah sakit itu atau apa yang telah terjadi padanya. "Tidak," jawabnya. Dia lalu memberi nomor telepon kerabat yang masih ada di Tripoli. Daily Mail menelepon mereka dan, akhirnya, ada jawaban dari ibu tirinya.

"Saya di rumah sakit Matiga," kata Nisreen kepadanya. "Tolong, tolong datang dan jemput saya." Dia mengernyit dan berjuang melawan hambatan pada pergelangan kakinya. "Tetap diam. Jangan katakan apa pun pada mereka," begitu terdengar suara ibu tirnya di ujung telepon. Akhirnya ibu tiri dan saudara Nisreen muncul. Namun mereka hanya tengok sebentar. Mereka tidak tampak terkejut ketika melihat ada penjaga remaja bersenjata di pintu.

Nisreen dirawat Dr Rabia Gajum, seorang psikolog anak Libya yang bekerja sukarela di rumah sakit Matiga itu. "Nisreen itu korban juga," katanya. "Kakaknya mengatakan kepada saya bahwa keluarganya mencoba untuk mengluarkannya dari markas Brigade 77, tetapi diancam tentara. Semua gadis di Garda Rakyat diperkosa. Para pria secara seksual menyerang mereka dan kemudian melatih mereka menggunakan senjata. Kami punya empat perempuan di sini sebagai pasien, semua dilatih sebagai penembak jitu seperti Nisreen. Kami beri mereka perawatan medis. Setelah itu menjadi masalah pemerintah baru tentang apa yang harus dilakukan terhadap mereka."

Dia menambahkan, "Nisreen mengalami cedera panggul dan mengalami luka parah. Dia membutuhkan istirahat panjang di tempat tidur dan konseling psikologis. "Apa yang kami akan katakan kepada orangtuanya, saya tidak tahu. Ibunya mendapat pengobatan untuk kanker tenggorokan di Tunisia. Ayahnya sakit dan berada di kursi roda dan tidak tahu apa yang telah terjadi."

Menurut Daily Mail, dokumen-dokumen pribadi yang ditemukan di markas Brigade 77 membuktikan bahwa Nisreen memang berada ada di sana dan dokumen-dokumen itu mendukung banyak detail yang ia ungkapkan. Namun satu-satunya bukti kekejaman di mana ia terlibat hanya datang dari bibirnya sendiri, karena distrik Bosleem masih belum diamankan pemberontak.

Mata Nisreen indah tetapi tatapannya benar-benar kosong. Mungkin karena pengaruh shock atau obat penghilang rasa sakit atau keduanya. Namun setidaknya dia masih hidup.

Di seberang kota itu, di rumah sakit di kawasan Abu Salim, tempat horor terjadi pada akhir pekan ini, sejumlah mayat ditinggalkan membusuk di bawah sinar matahari. Orang harus mengenakan respirator sebagai satu-satunya cara untuk bisa bertahan saat berjalan di antara orang-orang mati itu. Di antara mayat-mayat yang membusuk dan penuh lalat itu terdapat sejumlah kartu identitas. Dua dari mereka diketahui bernama Mahaamat Cherif (21 tahun) dari Chad dan Saidou Massatchi (31 tahun) dari Niger. Mereka tidak akan pulang ke rumah. Tidak seperti Nisreen, mereka bahkan tidak bisa menjelaskan mengapa mereka berjuang untuk Khadafy.
sumber

Di Balik Makna Silaturahim

Saat lebaran, silaturahim merupakan aktivitas 'wajib' bagai umat Islam. Tapi, tahukah Anda makna silaturahim dan apa hakikatnya?

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1768822.jpg

M Quraish Shihab, guru besar tafsir Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bukunaya Membumikan Al-Qur'an menulis makna silaturahim sebagai berikut.

Menurutnya, silaturahim adalah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata washl yang berarti "menyambung" dan "menghimpun". Ini berarti hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh shilat itu.

Sedangkan kata rahim pada mulanya berarti kasih sayang kemudian berkembang sehingga berarti pula "peranakan" (kandungan). "Sebab, anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang," kata Quraish.

Salah satu bukti yang paling kongkrit tentang silaturahmi yang berintikan rasa rahmat dan kasih sayang itu adalah pemberian yang tulus. Karena itu, kata shilat diartikan pula dengan 'pemberian' atau 'hadiah'.

Rasullullah Saw. mendefinisikan orang yang bersilaturahim dengan sabda beliau: "Laysa al-muwashil bil mukafi' wa lakin al muwashil 'an tashil man qatha'ak," yang artinya: "Bukanlah bersilaturahim orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tapi yang bersilaturahim adalah yang menyambung apa yang putus" (Hadis Riwayat Bukhari).
sumber

Pria ini Pasang Iklan Untuk Mencari Suami Baru Buat Istrinya

Sebuah kisah cinta romantis pasti mengundang haru setiap penontonnya. Bagai sebuah film fiksi, kehidupan Liu Li menggambarkan pengorbanan seorang suami agar istrinya hidup bahagia.

Li, 39 didiagonosis dokter dengan penyakit Ankylosing Spondylitis, sejenis penyakit tulang yang menjadikan semua tulang belakang menyatu. Tim medis mengatakan, walaupun penyakitnya dapat dibantu dengan obat dan penahan rasa sakit, tetap saja penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Lagipula biaya pengobatan terlalu mahal bagi Li.

Menghadapi masa depan yang suram, mantan mahasiswa kedokteran dari Shizuang di timur Cina ini membujuk istrinya, Shi Zhihong, 37, agar menceraikannya dan mencari suami baru.

Li berharap, dapat menemukan calon suami bagi istrinya sekaligus ayah tiri terbaik bagi kedua anaknya. Dia nekat memasang iklan secara online yang berbunyi: “Tolong, tolonglah saya mencarikan suami yang baik untuk istri saya. Saya tidak mau jadi bebannya lagi.”

“Saya benar- benar sakit, dan sebentar lagi saya akan terperangkap di kursi roda. Tapi istri saya masih muda dan ia berhak melewati hari-hari dengan bahagia. Kalau tidak, saya tidak dapat beristirahat dengan tenang meskipun mati,” ujarnya seperti dikutip Telegraph.

Li merasa sangat tertekan dengan masalah yang ia berikan pada keluarganya. Akibat penyakitnya, ia tidak dapat bekerja dan kesulitan dana untuk membiayai pengobatannnya. “Saya telah mengusahakan yang terbaik, tapi saya rapuh dan mereka berhak mendapatkan yang terbaik. Hati saya lebih tenang apabila mereka sudah terjamin,” tambahnya.

Meski sang ayah mengharap hidup yang baru bagi istri dan anak-anaknya, ketiga anggota keluarganya bergeming. Dengan polos, kedua anaknya menahan keinginan untuk tidak memakan permen karena berpikir itu dapat membantu ayah mereka pulih seperti semula.

Pasangan ini mempunyai satu kesempatan terakhir mempertahankan keluarga mereka, dengan mengajukan permohonan kepada badan amal untuk membantu biaya pengobatan. “Kami adalah keluarga yang baik, tapi miskin dan kami butuh bantuan,” kata Zhihong. “Saya akan tetap jadi istrinya sekarang dan di kehidupan yang akan datang,” ucapnya.

sumber

Asal Muasal Kata "Bajingan"

Apakah agan-agan sering mendengar kata makian "bajingan" yang sering terlontar dari mulut orang-orang yang lagi marah, berkelahi, atau frustasi. Kalok iya, apakah agan-agan sekalian tahu arti asli dari "bajingan" itu sendiri?? Kalok belom, cekidooooot



Badjingan adalah sebuah istilah yang muncul di tanah Jawa untuk menunjuk seorang pengendara gerobak sapi. Dalam salah satu novel triloginya Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, istilah ini akan sering kita temui. Lantas kenapa istilah badjingan kemudian bergeser menjadi sebuah kata makian, padahal kata itu adalah merujuk sebuah profesi seseorang.

Kata kakek ane sih mungkin gara-gara cerita berikut :

Dahulu kala pada tahun 1940an, didaerah kakek ane tinggal (Notog - Banyumas) sarana transportasi sangat sulit untuk ditemui. Masyarakat yang ingin berkegiatan di kota seperti berdagang, atau hanya mejeng biasanya menggunakan jasa gerobak sapi (baca :nebeng).

Pas itu, badjingan merupakan satu-satunya transportasi yang bisa diandalkan oleh masyarakat pinggiran untuk membawa mereka ke kota, selain berjalan kaki tentunya.

Namun, kedatangan badjingan ini tidak tentu, kadang bisa siang hari, pagi hari, bahkan tengah malam. Karena ketidakpastian waktu tersebut, masyarakat yang ingin nebeng, kalok nggak beruntung ya bisa berjam-jam nunggu itu badjingan.

Nah, muncullah sebuah kalimat umpatan yakni "Bajingan suwe temen sih tekane!" yang artinya : Bajingan lama banget sih datengnya. Dari situ badjingan mengalami pergeseran makna menjadi kata umpatan.

Dahulu pun, umpatan bajingan hanya digunakan sebagai analogi atas keterlambatan sesuatu atau seseorang, misalnya "Sekang ngendi bae koe, suwe temen sih kaya bajingan" yang artinya : Darimana aja kamu, lama bener kayak bajingan.

Namun, pada masa sekarang bajingan menjadi kata umpatan yang lebih umum dan tidak merujuk pada kekesalan mengenai keterlambatan atas sesuatu.

Semoga Mencerahkan ya gan

sumber: kaskus.us

Minggu, 28 Agustus 2011