Gamer mana yang tidak mengenal nama besar Modern Warfare dan Battlefield saat ini? Kedua franchise game first person shooter ini memang termasuk salah satu yang terbaik di industri game. Walaupun mengusung sistem permainan yang serupa dari setiap kelanjutan seri, pengalaman yang dihadirkan selalu tampil lebih mengagumkan. Alasan utamanya ada di balik balutan plot dan dramatisasi yang semakin mumpuni. Tidak heran jika banyak kompetitor yang berusaha mengekor kesuksesan ini. Bagi industri game, ini adalah awal fenomena untuk memuat perperangan sebagai konten utama.
Dari berbagai judul game yang sempat dirilis di jagat game, beberapa di antaranya berhasil mengangkat event dan pertempuran dunia nyata sebagai plot yang menjual. Perang Dunia I dan II menjadi tema yang paling sering hadir. Skala perang masif, kehancuran total, persenjataan berat, drama dan tragedi kemanusiaan, serta berbagai cerita heroik yang lahir menjadikan perang-perang ini berpotensial untuk terus dieksploitasi. Namun sayangnya, sebagian besar game hanya memalingkan kiblat cerita ke perang di daratan Eropa. Padahal, banyak perang lain di belahan dunia lain yang tak kalah dramatis. Salah satunya adalah Indonesia.
Bagi kita yang pernah mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia tentu memahami bagaimana pejuang di masa lalu benar-benar berdedikasi membangun dan mempertahankan negara ini. Semua ego kesukuan, agama, dan ras seolah runtuh di bawah satu payung Merah-Putih. Indonesia adalah sesuatu yang mutlak, bereksistensi lebih tinggi daripada sekadar kepentingan pribadi. Begitu banyak nyawa hilang, darah menjelma menjadi sungai, dan kemiskinan menjadi pil pahit yang terus ditelan tanpa tertahan. Untuk apakah ini semua? Sebuah daratan dan laut yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, untuk Ibu Pertiwi yang kita cintai: Indonesia.
Jalan untuk mencapai itu bukanlah sesuatu yang sederhana. Kita menjalani perang besar selama lebih dari 3 abad untuk mencapai sebuah negara dan puluhan tahun setelahnya untuk mempertahankan sebuah eksistensi yang masih muda. Perang untuk mencapai kemerdekaan dan perang untuk mempertahankan kemerdekaan menjadi peristiwa terpenting bagi bangsa Indonesia, dan bagi kita – generasi muda yang mengecapnya dengan mudah.
Dari begitu banyak perang besar yang terjadi di Indonesia, harus diakui beberapa di antaranya benar-benar tampil begitu epik dan dramatis. Semua cerita dan tindakan heroik tersebut seolah menjadi bumbu yang tepat untuk menghasilkan sebuah video game yang berkualitas, dari berbagai genre yang mungkin dihasilkan. Perang-perang ini pasti akan menghasilkan sensasi pengalaman bermain yang intens dan memancing emosi yang bergejolak
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 (Surabaya)
Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak Sekutu justru berbuntut ke insiden Jembatan Merah. BrigJen Mallaby yang kala itu berpapasan dengan milisi Indonesia terlibat baku tembak karena kesalahpahaman semata. Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu. MayJen Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby lantas mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua persenjataan dan mengibarkan bendera putih. Tidak diindahkan, salah satu perang paling destruktif di Indonesiapun tak terelakkan. Inggris mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang untuk mengepung Surabaya. Arek-arek Surabaya tak mengenal kata menyerah. Dengan perlengkapan seadanya, mereka memutuskan untuk memberi perlawanan. 6.000 rakyat Indonesia tewas dan 200.000 lainnya harus mengungsi. Peristiwa Surabaya lantas menjadi pemicu upaya pertahanan kemerdekaan di wilayah lain.
Konsep Game
Akan menjadi sebuah game yang keren jika Anda berperan sebagai salah satu rakyat sipil Surabaya yang patriotik. Dimulai dari mendengarkan pidato Bung Tomo yang berapi-api, plot game memosisikan Anda dalam satu dari puluhan ribu rakyat Surabaya yang berperang. Skala perang kota yang besar memaksa Anda untuk memutar otak dan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan pasukan Sekutu yang lebih modern dalam persenjataan. Di sekeliling Anda akan ada begitu banyak mayat dan darah, serta reruntuhan kota. Endingnya? Saya lebih memilih sebuah happy ending, di mana Anda akhirnya berhasil menemukan cara untuk lari dari kota Surabaya setelah melakukan semua upaya perlawanan yang bisa dilakukan.
Sekian adalah 10 perang Indonesia yang menurut saya pribadi pantas untuk dijadikan dasar sebuah video game. Sebagian besar perang yang dituliskan memang berasal dari masa setelah kemerdekaan. Mengapa? Karena Indonesia bergerak dalam sebuah kesatuan bangsa dengan persenjataan modern yang cukup kuat untuk melawan balik. Sementara perang sebelum kemerdekaan lebih berfokus kepada kesukuan dan minim persenjataan sehingga sulit dibayangkan untuk dihadirkan dalam sebuah konsep video game.
Jangan ragu untuk berbagi informasi dan pengetahuan jika Anda merasa bahwa ada beberapa perang yang sepantasnya masuk ke dalam list. Namun, saya cukup berharap Anda menyertakan konsep game yang bisa dihadirkan dengan mengambil setting yang Anda sebutkan sendiri. Siapa tahu saja, seperti harapan saya dan sebagian besar masyarakat Indonesia pada umumnya, akan ada developer Indonesia yang mampu mewujudkan semua ide ini. Mengharumkan nama Indonesia lewat video game akan menjadi sebuah langkah yang manis,
2. Bandung Lautan Api (Bandung)
Ultimatum Tentara Sekutu kepada Tentara Rakyat Indonesia untuk meninggalkan kota Bandung memicu salah satu gerakan paling spektakuler di sejarah perang Indonesia ini. Sadar bahwa kekuatan senjata tidak akan berimbang dan kekalahan sudah pasti di depan mata, TRI tidak rela jika Sekutu memanfaatkan Bandung sebagai pusat militer untuk menginvasi wilayah yang lain. Berdasarkan hasil musyawarah, sebuah tindakan bumi hangus dipilih untuk memastikan hal ini tidak terjadi. 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka selama kurun waktu 7 jam dan bersama bergerak mengungsi ke wilayah selatan.
Konsep Game:
Memang sedikit sulit untuk menjadikan Bandung Lautan Api sebagai sebuah game aktif di mana Anda berperan secara langsung. Namun, menjadikannya sebagai salah satu cut-scene dan event untuk memperkaya intensitas pengalaman bermain pasti akan berjalan sempurna. Dari kacamata seorang rakyat, Anda akan ditugaskan untuk membakar rumah Anda sendiri, sementara bunyi tembakan terdengar membahana di kejauhan. Sejauh Anda berlari, langit malam Bandung memerah menyala.
3. Operasi Trikora (Irian Barat)
Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang sederhana namun jelas dengan berbagai usaha: merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Belanda yang keras kepala dan tidak ingin menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia harus merasakan konsekuensi yang tidak ringan dari keputusannya tersebut. Berbekal persenjataan berat yang baru saja didapatkan dari Uni Soviet, sebuah operasi militer besar-besaran dikerahkan; terbesar yang pernah dilakukan Indonesia sepanjang sejarah.
Konsep Game:
Salah satu hal yang paling memorable dari Operasi Trikora adalah efektivitas paratroopers yang dikerahkan untuk menginfiltrasi wilayah Irian Barat secara diam-diam. Anda bisa berperan sebagai pasukan paratroppers yang diterjunkan di malam hari, menyelesaikan misi-misi dalam balutan FPS yang epik. Tujuan utama adalah memastikan semua misi terlaksana dan bergabung dengan pasukan yang menginvasi dari garis pantai. Trikora juga memiliki potensi yang memungkinkan Anda berperan sebagai satu dari 16.000 prajurit Amphibi yang dikerahkan TNI AL. Epik? Pastinya!
4. Serangan Umum 1 Maret 1949 (Yogyakarta)
Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata dan koordinasi militernya yang masih muda mulai menunjukkan potensi pertahanan yang cukup kuat. Belanda yang di kala itu sedang menjajal usaha invasi keduanya datang seolah tak terbendung. Namun, TNI tidak tinggal diam. Sebuah rencana serangan disusun untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki sebuah kemampuan sebuah negara berdaulat, tetapi juga eksistensi badan militer. Yogyakarta dipilih sebagai ajang pembuktian. Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu juga memuat banyak wartawan asing yang signifikan untuk publisitas dan memperkenalkan Indonesia. Serangan dimulai saat fajar, berlangsung selama 6 jam, dan berhasil memukul mundur Belanda.
Konsep Game:
Serangan seperti ini tentu saja akan lebih cocok dengan sentuhan FPS yang epik. Berperan sebagai salah satu anggota TNI, Anda akan dihadapkan kepada plot dan gameplay FPS yang umum. Bergerak pelan menuju Yogyakarta, karakter Anda akan terlibat dalam berbagai pertempuran seru dan penuh darah. Sensasi dramatisasi hadir ketika Anda perlahan merebut wilayah satu per satu.
5. Pertempuran Laut Aru (Maluku)
Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang pernah terjadi di Indonesia adalah Pertempuran Laut Aru yang merupakan bagian dari operasi Trikora. Tiga kapal perang tempur Indonesia yang ditugaskan melakukan operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, dan RI Harimau, harus berhadapan dengan sebuah takdir buruk. Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini ternyata terendus oleh pihak otoritas Belanda. Mereka mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang Indonesia. Namun, dengan heroiknya, RI Matjan Tutul memutuskan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan kepada dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat dalam pertempuran ini.
Konsep Game:
Bayangkan jika Anda berperan sebagai salah satu awak kapal RI Matjan Kumbang atau RI Harimau. Setelah berjuang setengah mati dengan berbagai senjata anti-udara untuk melawan pesawat tempur yang terus lalu-lalang, harapan untuk terus hidup sepertinya menipis. Namun, tiba-tiba suara Komodor Yos Sudarso membahana, meminta kapal Anda untuk segera melarikan diri. Dengan gerakan slow motion, Anda melihat RI Matjan Tutul bergerak menuju gelapnya malam disertai muntahan peluru yang tidak berkesudahan. Anda hanya bisa menatap dari geladak kapal yang bergerak bertolak dari arah Yos Sudarso.
6. Operasi Dwikora (Malaysia)
Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan Utara akan menjadi kaki tangan kolonial membuat operasi Dwikora dikerahkan. Malaysia yang kala itu berada di bawah wewenang kekuasaan Inggris diberikan kesempatan untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya sendiri. Namun, masyarakat Malaysia saat itu justru mulai menghasilkan sikap anti-Indonesia dan “meludahi” Tanah Air kita. Soekarno yang marah memutuskan untuk berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia, juga diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan militer terbuka dikerahkan. Indonesia harus melawan tiga negara sekaligus: Malaysia, Inggris, dan Australia.
Konsep Game:
Operasi Dwikora memiliki segudang potensi yang dapat melahirkan sebuah video game yang berkualitas. Anda dapat memilih sebuah konsep perang terbuka melawan tiga negara dalam sebuah genre FPS atau TPS juga sepertinya akan menghasilkan pengalaman yang seru. Namun, saya sendiri melihat Dwikora sebagai kesempatan untuk memunculkan sebuah game spionase dan mata-mata yang mumpuni. Berperan sebagai seorang agen Indonesia di Malaysia!
7. Insiden Hotel Yamato (Surabaya)
Instruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh pelosok Nusantara tidak serta-merta membuat kedaulatan Indonesia berjaya. Belanda tampaknya tak kehilangan akal untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air. Berkedok sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross, Belanda melakukan langkah-langkah politik dan berunding dengan pihak Jepang di Hotel Yamato. Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda W.V. Ch Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel tersebut. Tentu saja ini memicu kemarahan besar rakyat Surabaya. Para pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke dalam hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali dengan disertai pekik “Merdeka” para pemuda Surabaya.
Konsep Game:
Walaupun konflik yang dihadirkan di insiden ini tidak cukup untuk menghasilkan sbeuah game perang, insiden Hotel Yamato ini dapat menjadi cut-scene dan event yang menghasilkan emosi permainan yang lebih intens. Anda akan merasakan kemarahan dan semangat para pemuda Surabaya untuk tetap mempertahankan Indoneisa.
8. Perang Gerilya Soedirman
Tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal sosok kharismatik, Jenderal Soedirman. Dalam kondisi kesehatan yang bahkan tidak memungkinkan untuk bergerak sendiri, Jenderal Soedirman tetap memimpin pergerakan dari atas tandu. Taktik utamanya adalah dengan bergerilya, menyerang pasukan musuh, dan kemudian bersembunyi. Beliau adalah ahli strategi yang mumpuni dan sering berhasil menyerang pasukan Belanda dan Sekutu di titik-titik yang memang berdampak signifikan. Sayangnya, beliau harus kalah kepada ketidakberdayaan melawan penyakit tuberkolosis yang semakin parah.
Konsep Game: Anda bisa memerankan salah satu ajudan Jenderal Soedirman yang diperintahkan untuk menghancurkan berbagai target secara bergerilya. Konsep permainan yang dihadirkan bisa first atau third person shooter, namun dengan elemen stealth yang lebih kental dan dominan. Sosok Jenderal Soedirman juga dapat dihadirkan untuk berbagai efek dramatisasi yang menegangkan.
9. Perang Ambarawa (Semarang)
Sekutu memang tidak pernah berhenti berulah. Kedatangan awal di Semarang untuk semata mengurus tahanan perang Jepang justru berbuntut menjadi kekacauan. Rakyat marah ketika melihat para tahanan yang sebagian besar merupakan eks-tentara Belanda tersebut justru dipersenjatai. Serangan dilancarkan oleh Tentara Keamanan Rakyat yang berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga mereka terpaksa bertahan di kompleks gereja. Tanggal 12 Desember 1945, kesatuan-kesatuan TKR datang untuk menyerang dan memulai perang selama 1,5 jam. Melalui strategi flanking, Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan memukul mundur Sekutu.
Konsep Game:
Jika biasannya konsep perang lebih dominan di genre third atau first person shooter, Perang Ambarawa ini sepertinya lebih cocok jika dijadikan sebuah game Real Time Strategy. Dengan begitu banyak kesatuan TKR yang ikut berperan dan strategi perang yang dimaksimalkan untuk mencapai kemenangan, konsep permainan layaknya Company of Heroes tampaknya akan menghasilkan sebuah game yang berkualitas.
10. Puputan Margarana (Bali)
Bagi Anda yang belum mengenal sejarah Bali sebelumnya, Puputan mungkin tampil sebagai sebuah konsep yang masih asing terdengar. Namun, bagi yang pernah mempelajarinya, Puputan merupakan tindakan paling patriotik yang ada dalam sejarah Indonesia. Puputan adalah tradisi masyarakat Bali untuk memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor yang berani menyentuh Tanah Air hingga titik darah penghabisan. Tidak ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan paling dramatis adalah Puputan Margarana yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. Dalam usaha mempertahankan desa Marga dari serangan NICA, Ngurah Rai yang berhasil merampas senjata api dari tentara Belanda berkomitmen untuk mengobarkan perang perlawanan hingga titik darah penghabisan. Tentara Belanda yang sempat kewalahan dan kalah terpaksa meminta bantuan sebagian besar pasukannya di Bali dan pesawat pengebom dari Makassar untuk membasmi perlawanan ini. 96 orang tewas, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Dari pihak Belanda? Kurang lebih 400 orang tewas.
Konsep Game:
Bayangkan jika Anda menggunakan salah satu dari 96 petarung puputan ini. Perang akan didesain begitu destruktif dengan hadirnya ratusan pasukan Belanda di depan mata. Desain game dapat dihadirkan dalam bentuk first atau third person shooter. Adegan dramatisasi akan diperkaya ketika Belanda mulai mengerahkan pesawat pengebom. Ending mungkin akan menjadi nilai jual terhebat. Bertarung hingga titik darah penghabisan, dengan penuh darah dan tetap bertahan untuk membunuh pasukan Belanda sebanyak-banyaknya. Adegan slow motion dan cut-scene dengan pandangan kabur akan menciptakan pengalaman yang lebih mantap.
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
sumber
Dari berbagai judul game yang sempat dirilis di jagat game, beberapa di antaranya berhasil mengangkat event dan pertempuran dunia nyata sebagai plot yang menjual. Perang Dunia I dan II menjadi tema yang paling sering hadir. Skala perang masif, kehancuran total, persenjataan berat, drama dan tragedi kemanusiaan, serta berbagai cerita heroik yang lahir menjadikan perang-perang ini berpotensial untuk terus dieksploitasi. Namun sayangnya, sebagian besar game hanya memalingkan kiblat cerita ke perang di daratan Eropa. Padahal, banyak perang lain di belahan dunia lain yang tak kalah dramatis. Salah satunya adalah Indonesia.
Bagi kita yang pernah mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia tentu memahami bagaimana pejuang di masa lalu benar-benar berdedikasi membangun dan mempertahankan negara ini. Semua ego kesukuan, agama, dan ras seolah runtuh di bawah satu payung Merah-Putih. Indonesia adalah sesuatu yang mutlak, bereksistensi lebih tinggi daripada sekadar kepentingan pribadi. Begitu banyak nyawa hilang, darah menjelma menjadi sungai, dan kemiskinan menjadi pil pahit yang terus ditelan tanpa tertahan. Untuk apakah ini semua? Sebuah daratan dan laut yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, untuk Ibu Pertiwi yang kita cintai: Indonesia.
Jalan untuk mencapai itu bukanlah sesuatu yang sederhana. Kita menjalani perang besar selama lebih dari 3 abad untuk mencapai sebuah negara dan puluhan tahun setelahnya untuk mempertahankan sebuah eksistensi yang masih muda. Perang untuk mencapai kemerdekaan dan perang untuk mempertahankan kemerdekaan menjadi peristiwa terpenting bagi bangsa Indonesia, dan bagi kita – generasi muda yang mengecapnya dengan mudah.
Dari begitu banyak perang besar yang terjadi di Indonesia, harus diakui beberapa di antaranya benar-benar tampil begitu epik dan dramatis. Semua cerita dan tindakan heroik tersebut seolah menjadi bumbu yang tepat untuk menghasilkan sebuah video game yang berkualitas, dari berbagai genre yang mungkin dihasilkan. Perang-perang ini pasti akan menghasilkan sensasi pengalaman bermain yang intens dan memancing emosi yang bergejolak
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 (Surabaya)
Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak Sekutu justru berbuntut ke insiden Jembatan Merah. BrigJen Mallaby yang kala itu berpapasan dengan milisi Indonesia terlibat baku tembak karena kesalahpahaman semata. Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu. MayJen Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby lantas mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua persenjataan dan mengibarkan bendera putih. Tidak diindahkan, salah satu perang paling destruktif di Indonesiapun tak terelakkan. Inggris mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang untuk mengepung Surabaya. Arek-arek Surabaya tak mengenal kata menyerah. Dengan perlengkapan seadanya, mereka memutuskan untuk memberi perlawanan. 6.000 rakyat Indonesia tewas dan 200.000 lainnya harus mengungsi. Peristiwa Surabaya lantas menjadi pemicu upaya pertahanan kemerdekaan di wilayah lain.
Konsep Game
Akan menjadi sebuah game yang keren jika Anda berperan sebagai salah satu rakyat sipil Surabaya yang patriotik. Dimulai dari mendengarkan pidato Bung Tomo yang berapi-api, plot game memosisikan Anda dalam satu dari puluhan ribu rakyat Surabaya yang berperang. Skala perang kota yang besar memaksa Anda untuk memutar otak dan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan pasukan Sekutu yang lebih modern dalam persenjataan. Di sekeliling Anda akan ada begitu banyak mayat dan darah, serta reruntuhan kota. Endingnya? Saya lebih memilih sebuah happy ending, di mana Anda akhirnya berhasil menemukan cara untuk lari dari kota Surabaya setelah melakukan semua upaya perlawanan yang bisa dilakukan.
Sekian adalah 10 perang Indonesia yang menurut saya pribadi pantas untuk dijadikan dasar sebuah video game. Sebagian besar perang yang dituliskan memang berasal dari masa setelah kemerdekaan. Mengapa? Karena Indonesia bergerak dalam sebuah kesatuan bangsa dengan persenjataan modern yang cukup kuat untuk melawan balik. Sementara perang sebelum kemerdekaan lebih berfokus kepada kesukuan dan minim persenjataan sehingga sulit dibayangkan untuk dihadirkan dalam sebuah konsep video game.
Jangan ragu untuk berbagi informasi dan pengetahuan jika Anda merasa bahwa ada beberapa perang yang sepantasnya masuk ke dalam list. Namun, saya cukup berharap Anda menyertakan konsep game yang bisa dihadirkan dengan mengambil setting yang Anda sebutkan sendiri. Siapa tahu saja, seperti harapan saya dan sebagian besar masyarakat Indonesia pada umumnya, akan ada developer Indonesia yang mampu mewujudkan semua ide ini. Mengharumkan nama Indonesia lewat video game akan menjadi sebuah langkah yang manis,
2. Bandung Lautan Api (Bandung)
Ultimatum Tentara Sekutu kepada Tentara Rakyat Indonesia untuk meninggalkan kota Bandung memicu salah satu gerakan paling spektakuler di sejarah perang Indonesia ini. Sadar bahwa kekuatan senjata tidak akan berimbang dan kekalahan sudah pasti di depan mata, TRI tidak rela jika Sekutu memanfaatkan Bandung sebagai pusat militer untuk menginvasi wilayah yang lain. Berdasarkan hasil musyawarah, sebuah tindakan bumi hangus dipilih untuk memastikan hal ini tidak terjadi. 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka selama kurun waktu 7 jam dan bersama bergerak mengungsi ke wilayah selatan.
Konsep Game:
Memang sedikit sulit untuk menjadikan Bandung Lautan Api sebagai sebuah game aktif di mana Anda berperan secara langsung. Namun, menjadikannya sebagai salah satu cut-scene dan event untuk memperkaya intensitas pengalaman bermain pasti akan berjalan sempurna. Dari kacamata seorang rakyat, Anda akan ditugaskan untuk membakar rumah Anda sendiri, sementara bunyi tembakan terdengar membahana di kejauhan. Sejauh Anda berlari, langit malam Bandung memerah menyala.
3. Operasi Trikora (Irian Barat)
Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang sederhana namun jelas dengan berbagai usaha: merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Belanda yang keras kepala dan tidak ingin menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia harus merasakan konsekuensi yang tidak ringan dari keputusannya tersebut. Berbekal persenjataan berat yang baru saja didapatkan dari Uni Soviet, sebuah operasi militer besar-besaran dikerahkan; terbesar yang pernah dilakukan Indonesia sepanjang sejarah.
Konsep Game:
Salah satu hal yang paling memorable dari Operasi Trikora adalah efektivitas paratroopers yang dikerahkan untuk menginfiltrasi wilayah Irian Barat secara diam-diam. Anda bisa berperan sebagai pasukan paratroppers yang diterjunkan di malam hari, menyelesaikan misi-misi dalam balutan FPS yang epik. Tujuan utama adalah memastikan semua misi terlaksana dan bergabung dengan pasukan yang menginvasi dari garis pantai. Trikora juga memiliki potensi yang memungkinkan Anda berperan sebagai satu dari 16.000 prajurit Amphibi yang dikerahkan TNI AL. Epik? Pastinya!
4. Serangan Umum 1 Maret 1949 (Yogyakarta)
Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata dan koordinasi militernya yang masih muda mulai menunjukkan potensi pertahanan yang cukup kuat. Belanda yang di kala itu sedang menjajal usaha invasi keduanya datang seolah tak terbendung. Namun, TNI tidak tinggal diam. Sebuah rencana serangan disusun untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki sebuah kemampuan sebuah negara berdaulat, tetapi juga eksistensi badan militer. Yogyakarta dipilih sebagai ajang pembuktian. Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu juga memuat banyak wartawan asing yang signifikan untuk publisitas dan memperkenalkan Indonesia. Serangan dimulai saat fajar, berlangsung selama 6 jam, dan berhasil memukul mundur Belanda.
Konsep Game:
Serangan seperti ini tentu saja akan lebih cocok dengan sentuhan FPS yang epik. Berperan sebagai salah satu anggota TNI, Anda akan dihadapkan kepada plot dan gameplay FPS yang umum. Bergerak pelan menuju Yogyakarta, karakter Anda akan terlibat dalam berbagai pertempuran seru dan penuh darah. Sensasi dramatisasi hadir ketika Anda perlahan merebut wilayah satu per satu.
5. Pertempuran Laut Aru (Maluku)
Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang pernah terjadi di Indonesia adalah Pertempuran Laut Aru yang merupakan bagian dari operasi Trikora. Tiga kapal perang tempur Indonesia yang ditugaskan melakukan operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, dan RI Harimau, harus berhadapan dengan sebuah takdir buruk. Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini ternyata terendus oleh pihak otoritas Belanda. Mereka mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang Indonesia. Namun, dengan heroiknya, RI Matjan Tutul memutuskan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan kepada dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat dalam pertempuran ini.
Konsep Game:
Bayangkan jika Anda berperan sebagai salah satu awak kapal RI Matjan Kumbang atau RI Harimau. Setelah berjuang setengah mati dengan berbagai senjata anti-udara untuk melawan pesawat tempur yang terus lalu-lalang, harapan untuk terus hidup sepertinya menipis. Namun, tiba-tiba suara Komodor Yos Sudarso membahana, meminta kapal Anda untuk segera melarikan diri. Dengan gerakan slow motion, Anda melihat RI Matjan Tutul bergerak menuju gelapnya malam disertai muntahan peluru yang tidak berkesudahan. Anda hanya bisa menatap dari geladak kapal yang bergerak bertolak dari arah Yos Sudarso.
6. Operasi Dwikora (Malaysia)
Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan Utara akan menjadi kaki tangan kolonial membuat operasi Dwikora dikerahkan. Malaysia yang kala itu berada di bawah wewenang kekuasaan Inggris diberikan kesempatan untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya sendiri. Namun, masyarakat Malaysia saat itu justru mulai menghasilkan sikap anti-Indonesia dan “meludahi” Tanah Air kita. Soekarno yang marah memutuskan untuk berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia, juga diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan militer terbuka dikerahkan. Indonesia harus melawan tiga negara sekaligus: Malaysia, Inggris, dan Australia.
Konsep Game:
Operasi Dwikora memiliki segudang potensi yang dapat melahirkan sebuah video game yang berkualitas. Anda dapat memilih sebuah konsep perang terbuka melawan tiga negara dalam sebuah genre FPS atau TPS juga sepertinya akan menghasilkan pengalaman yang seru. Namun, saya sendiri melihat Dwikora sebagai kesempatan untuk memunculkan sebuah game spionase dan mata-mata yang mumpuni. Berperan sebagai seorang agen Indonesia di Malaysia!
7. Insiden Hotel Yamato (Surabaya)
Instruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh pelosok Nusantara tidak serta-merta membuat kedaulatan Indonesia berjaya. Belanda tampaknya tak kehilangan akal untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air. Berkedok sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross, Belanda melakukan langkah-langkah politik dan berunding dengan pihak Jepang di Hotel Yamato. Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda W.V. Ch Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel tersebut. Tentu saja ini memicu kemarahan besar rakyat Surabaya. Para pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke dalam hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali dengan disertai pekik “Merdeka” para pemuda Surabaya.
Konsep Game:
Walaupun konflik yang dihadirkan di insiden ini tidak cukup untuk menghasilkan sbeuah game perang, insiden Hotel Yamato ini dapat menjadi cut-scene dan event yang menghasilkan emosi permainan yang lebih intens. Anda akan merasakan kemarahan dan semangat para pemuda Surabaya untuk tetap mempertahankan Indoneisa.
8. Perang Gerilya Soedirman
Tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal sosok kharismatik, Jenderal Soedirman. Dalam kondisi kesehatan yang bahkan tidak memungkinkan untuk bergerak sendiri, Jenderal Soedirman tetap memimpin pergerakan dari atas tandu. Taktik utamanya adalah dengan bergerilya, menyerang pasukan musuh, dan kemudian bersembunyi. Beliau adalah ahli strategi yang mumpuni dan sering berhasil menyerang pasukan Belanda dan Sekutu di titik-titik yang memang berdampak signifikan. Sayangnya, beliau harus kalah kepada ketidakberdayaan melawan penyakit tuberkolosis yang semakin parah.
Konsep Game: Anda bisa memerankan salah satu ajudan Jenderal Soedirman yang diperintahkan untuk menghancurkan berbagai target secara bergerilya. Konsep permainan yang dihadirkan bisa first atau third person shooter, namun dengan elemen stealth yang lebih kental dan dominan. Sosok Jenderal Soedirman juga dapat dihadirkan untuk berbagai efek dramatisasi yang menegangkan.
9. Perang Ambarawa (Semarang)
Sekutu memang tidak pernah berhenti berulah. Kedatangan awal di Semarang untuk semata mengurus tahanan perang Jepang justru berbuntut menjadi kekacauan. Rakyat marah ketika melihat para tahanan yang sebagian besar merupakan eks-tentara Belanda tersebut justru dipersenjatai. Serangan dilancarkan oleh Tentara Keamanan Rakyat yang berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga mereka terpaksa bertahan di kompleks gereja. Tanggal 12 Desember 1945, kesatuan-kesatuan TKR datang untuk menyerang dan memulai perang selama 1,5 jam. Melalui strategi flanking, Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan memukul mundur Sekutu.
Konsep Game:
Jika biasannya konsep perang lebih dominan di genre third atau first person shooter, Perang Ambarawa ini sepertinya lebih cocok jika dijadikan sebuah game Real Time Strategy. Dengan begitu banyak kesatuan TKR yang ikut berperan dan strategi perang yang dimaksimalkan untuk mencapai kemenangan, konsep permainan layaknya Company of Heroes tampaknya akan menghasilkan sebuah game yang berkualitas.
10. Puputan Margarana (Bali)
Bagi Anda yang belum mengenal sejarah Bali sebelumnya, Puputan mungkin tampil sebagai sebuah konsep yang masih asing terdengar. Namun, bagi yang pernah mempelajarinya, Puputan merupakan tindakan paling patriotik yang ada dalam sejarah Indonesia. Puputan adalah tradisi masyarakat Bali untuk memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor yang berani menyentuh Tanah Air hingga titik darah penghabisan. Tidak ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan paling dramatis adalah Puputan Margarana yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. Dalam usaha mempertahankan desa Marga dari serangan NICA, Ngurah Rai yang berhasil merampas senjata api dari tentara Belanda berkomitmen untuk mengobarkan perang perlawanan hingga titik darah penghabisan. Tentara Belanda yang sempat kewalahan dan kalah terpaksa meminta bantuan sebagian besar pasukannya di Bali dan pesawat pengebom dari Makassar untuk membasmi perlawanan ini. 96 orang tewas, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Dari pihak Belanda? Kurang lebih 400 orang tewas.
Konsep Game:
Bayangkan jika Anda menggunakan salah satu dari 96 petarung puputan ini. Perang akan didesain begitu destruktif dengan hadirnya ratusan pasukan Belanda di depan mata. Desain game dapat dihadirkan dalam bentuk first atau third person shooter. Adegan dramatisasi akan diperkaya ketika Belanda mulai mengerahkan pesawat pengebom. Ending mungkin akan menjadi nilai jual terhebat. Bertarung hingga titik darah penghabisan, dengan penuh darah dan tetap bertahan untuk membunuh pasukan Belanda sebanyak-banyaknya. Adegan slow motion dan cut-scene dengan pandangan kabur akan menciptakan pengalaman yang lebih mantap.
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
sumber
Komentar kamu sangat berharga bagi kami